Welcome


Time

t>

Problematika Bahasa Arab di Indonesia

12/05/12

Di Indonesia, Bahasa Arab mengalami pasang surut yang silih berganti. Menjelang Perang Dunia 1, huruf-huruf Arab sempat menjadi huruf yang sangat di idolakan oleh masyarakat Indonesia. Karena memang Bahasa Arab terlihat sangat unik dan menarik pada masa itu. Namun, kedatangan Belanda di Indonesia telah mengubah pola fikir rakyat Indonesia untuk menjauhi Bahasa Arab, bahkan membencinya, yang kemudian mereka mengganti huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf latin. Pada masa penjajahan itulah penyebaran Bahasa Arab di Indonesia ini mengalami kemerosotan yang sangat drastis. Setelah itu bahasa arab tidak dipelajari secara utuh sebagai alat komunikasi dan transformasi budaya. Melainkan
sebatas hanya untuk memahami kata-kata keagamaan saja. Dan keadaan ini menimbulkan kesan bahwa bahasa arab hanya layak dipelajari oleh kaum sarungan di pesantren, dan tidak layak dipelajari oleh para priyayi di sekolahan maupun masyarakat secara umum.
a. Bahasa Arab Sebagai Bahasa Yang Istimewa

Tak diragukan lagi pentingnya Bahasa Arab bagi ummat islam. Ia merupakan bahasa Al-Qur'an dan hadits, dua pilar pokok dalam islam. Menurut pengarang kitab-kitab islam Imam Syathibi, Bahasa Arab menjadi syarat yang muthlaq bagi siapa saja yang ingin berijtihad. Tanpa menguasai Bahasa Arab, ia tidak boleh melakukan ijtihad, karena didalam ijtihad diperlukan dalil-dalil dari ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi SAW. Bahasa Arab merupakan bahasa yang sangat istimewa. Dan diantara keistimewaan bahasa Arab adalah ia merupakan bahasa ilmu, terutama keilmuan islam klasik.
Ribuan buku-buku klasik yang diwariskan nenek moyang kita adalah berbahasa Arab. Selain itu, bahasa arab memiliki ikatan yang kuat dengan agama . Lain halnya dengan Taurat dan Injil yang kini bahasanya telah punah ditelan kemodernisasian zaman. Bahasa Arab juga merupakan bahasa tertua didunia. Dan menduduki peringkat kelima dari 10 bahasa sebagai bahasa yang sering digunakan oleh seluruh ummat manusia didunia, yaitu dengan jumlah penutur 300 juta jiwa dengan Negara penutur antara lain : Arab Saudi, Aljazair, Bahrain, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Eritrea, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Niger, Oman, Palestina, Qatar, Somalia, Sudan, Syria, Tunisia, Uni Emirat Arab, Sahara Barat, Yaman, Mauritania, Senegal dan Mali. Keistimewaan lainnya adalah ia merupakan bahasa Al-Qur'an, kitab suci ummat muslim. Allah Subhanahu Wata'ala telah memilih Bahasa Arab sebagai satu-satunya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan pesan-Nya kepada ummat manusia melalui Rasul-Nya Muhammad SAW. Sungguh istimewanya Al-Qur'an yang ditulis dengan satu bahasa, bahasa yang sangat halus, penuh makna, dan senantiasa mudah di lafadzkan dan tidak akan ada yang dapat membuat satu ayatpun yang mirip dengan Al-Qur'an. Maka al-Qur'an ini akan dijamin keutuhannya hingga akhir zaman, karena Allah SWT sendiri telah berfirman didalam Al-Qur'an yang artinya : "Sesungguhnya kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya" .Jikalau ummat muslim melafadzkan al-Qur'an dengan berbagai bahasa, tidak dapat dibayangkan bagaimana perpecahan yang terjadi antar ummat manusia. Islam adalah agama penyatu, dengannya ummat manusia diseatukan dalam kesatuan kebenaran. Seperti halnya kiblat, islam memusatkan kiblat ummat muslim di ka'bah yang bertujuan untuk menyatukan ummat muslim sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya diantara keistimewaan bahasa arab adalah sebagai bahasa penyatu seluruh ummat muslim di dunia. Bahasa arab juga sebagai bahasa yang tidak pernah bosan untuk didengarkan dan dilafadzkan. Seindah apapun suatu musik atau lagu, seseorang akan mencapai satu titik kejenuhan ketika mendengarkannya. Tapi coba kita perhatikan surat al-fatihah yang setiap waktu sholat selalu diucapkan oleh jutaan ummat muslim. Mereka tidak akan pernah bosan mendengarkan atau mengucapkannya. Bahasa Arab juga memiliki keindahan sastra yang tidak akan kehilangan kekuatan materi dalam kandungannya. Sedangkan bahasa lain hanya mampu salah satunya. Kalau bahasanya indah, kandungan isinya menjadi tidak terarah. Sebaliknya, kalau isinya informatif maka penyajiannya menjadi tidak asyik diucapkan. Itulah sebagian kecil diantara keistimewaan bahasa Arab. Masih banyak lagi keistimewaan lain yang belum sempat disebutkan diatasDisamping itu semua, ternyata ada satu harapan besar yang hingga saat ini belum tercapai, yaitu menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa Internasional pertama. Dan sekarang, Bahasa Arab sendiri masih menduduki peringkat ke 6 setelah Inggris, mandarin, Jepang, Prancis, dan Belanda sebagai bahasa internasional. Untuk saat ini bahasa Internasional masih dibawah penguasaan Inggris, karena sesuai dengan fakta yang ada pengguna bahasa ini merupakan bangsa-bangsa yang memiliki satu peradaban yang maju dan diperkirakan dapat menguasai problematika dalam tingkat internasional . Suatu saat nanti, tidaklah mustahil Bahasa Arab akan menjadi bahasa internasional pertama.
b. Bahasa Arab di Indonesia
Satu hal yang yang sangat perlu kita ketahui adalah bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara muslim terbesar di dunia. Namun satu hal juga yang sangat disayangkan adalah Indonesia belum bisa menjadikan Bahasa Arab sebagai bahas nasional. Coba kita sedikit menengok ke negara tetangga, Brunei Darussalam, yang dengan bangganya menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa nasional ketiga setelah Melayu dan Inggris. Ini dibuktikan dengan dimulainya pelajaran Bahasa Arab sejak masih duduk di bangku Sekolah Dasar . Dan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa keseharian. Sedangkan di Indonesia, Bahasa Arab hanya diajarkan di Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah dan beberapa Pondok Pesantren yang eksklusif saja. Itupun belum maksimal, dalam artian hanya dipelajari tanpa praktek atau penggunaannya sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini juga yang membuat negara Indonesia semakin jauh dari nilai serta simbol sebagai negara muslim. Kita boleh mengaku bahwa Indonesia adalah Negara yang lumayan maju dalam segi teknologi, sandang pangan dan lain sebagainya. Dengan melimpahnya rempah-rempah diberbagai penjuru daerah, yang dengan serta merta ingin menyamai Negara-negara maju lainnya. Tapi tak bisa dipungkiri juga, Indonesia merupakan Negara terbelakang dalam hal keagamaan. Jauh dibandingkan Negara-negara islam lain yang notabanenya berpenduduk sedikit. Kita harus sedikit bercermin ke Negara-negara tetangga seperti Brunei Darussalam dalam hal keagamaan. Di Negara tersebut hukum-hukum islam diterapkan dengan sangat kentalnya, bahasa Arab dipergunakan sebagaimana mestinya. Jauh sebaliknya dengan Indonesia.Ada sebuah kisah, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di Prancis di tanya oleh Dosennya, "Kamu berasal dari mana?" ia menjawab :"Saya dari Indonesia" Lalu Dosen bertanya kembali :"Apakah kamu bisa berbahasa Arab?" Mahasiswa itu menjawab :"Tidak" Kemudian Dosen itu bertanya kembali dengan sedikit keheranan :"Aneh sekali, Indonesia itu negara muslim, dan Al-Qur'an tertulis dalam Bahasa Arab, lalu bagaimana masyarakat Indonesia dapat memahami Al-Qur'an?". Dengan raut muka memerah menahan rasa malu ia terdiam tak dapat menjawab pertanyaan itu. Dari kejadian itu,kita dapat mengambil kesimpulan bahwa orang asing pun sangat mempertanyakan problematika ini bisa terjadi di negara Indonesia ini. Sebuah pertanyaan besar kalau suatu Negara muslim yang katanya terbesar didunia, tidak paham dengan kitab sucinya sendiri. Kitab suci yang selalu diucapkan setiap hari, yang selalu dikaji dan diperdebatkan ternyata hanya sebagian kecil saja yang benar-benar memahaminya secara tekstual belum secara kontekstualnya.

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Blogger news