Di Indonesia, Bahasa Arab mengalami pasang surut
yang silih berganti. Menjelang Perang Dunia 1, huruf-huruf Arab sempat menjadi
huruf yang sangat di idolakan oleh masyarakat Indonesia. Karena memang Bahasa
Arab terlihat sangat unik dan menarik pada masa itu. Namun, kedatangan Belanda
di Indonesia telah mengubah pola fikir rakyat Indonesia untuk menjauhi Bahasa
Arab, bahkan membencinya, yang kemudian mereka mengganti huruf-huruf Arab
dengan huruf-huruf latin. Pada masa penjajahan itulah penyebaran Bahasa Arab di
Indonesia ini mengalami kemerosotan yang sangat drastis. Setelah itu bahasa
arab tidak dipelajari secara utuh sebagai alat komunikasi dan transformasi
budaya. Melainkan
sebatas hanya untuk memahami kata-kata keagamaan saja. Dan
keadaan ini menimbulkan kesan bahwa bahasa arab hanya layak dipelajari oleh
kaum sarungan di pesantren, dan tidak layak dipelajari oleh para priyayi di
sekolahan maupun masyarakat secara umum.
a. Bahasa Arab Sebagai Bahasa
Yang Istimewa
Tak diragukan lagi pentingnya
Bahasa Arab bagi ummat islam. Ia merupakan bahasa Al-Qur'an dan hadits, dua
pilar pokok dalam islam. Menurut pengarang kitab-kitab islam Imam Syathibi,
Bahasa Arab menjadi syarat yang muthlaq bagi siapa saja yang ingin berijtihad.
Tanpa menguasai Bahasa Arab, ia tidak boleh melakukan ijtihad, karena didalam
ijtihad diperlukan dalil-dalil dari ayat Al-Qur'an maupun hadits Nabi SAW. Bahasa Arab merupakan bahasa
yang sangat istimewa. Dan diantara keistimewaan bahasa Arab adalah ia merupakan
bahasa ilmu, terutama keilmuan islam klasik.
Ribuan buku-buku klasik yang
diwariskan nenek moyang kita adalah berbahasa Arab. Selain itu, bahasa arab
memiliki ikatan yang kuat dengan agama . Lain halnya dengan Taurat dan Injil
yang kini bahasanya telah punah ditelan kemodernisasian zaman. Bahasa Arab juga merupakan
bahasa tertua didunia. Dan menduduki peringkat kelima dari 10 bahasa sebagai
bahasa yang sering digunakan oleh seluruh ummat manusia didunia, yaitu dengan
jumlah penutur 300 juta jiwa dengan Negara penutur antara lain : Arab Saudi,
Aljazair, Bahrain, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Eritrea, Irak, Yordania,
Kuwait, Lebanon, Libya, Maroko, Niger, Oman, Palestina, Qatar, Somalia, Sudan,
Syria, Tunisia, Uni Emirat Arab, Sahara Barat, Yaman, Mauritania, Senegal dan
Mali. Keistimewaan lainnya adalah ia
merupakan bahasa Al-Qur'an, kitab suci ummat muslim. Allah Subhanahu Wata'ala
telah memilih Bahasa Arab sebagai satu-satunya bahasa yang digunakan untuk
menyampaikan pesan-Nya kepada ummat manusia melalui Rasul-Nya Muhammad SAW. Sungguh
istimewanya Al-Qur'an yang ditulis dengan satu bahasa, bahasa yang sangat
halus, penuh makna, dan senantiasa mudah di lafadzkan dan tidak akan ada yang
dapat membuat satu ayatpun yang mirip dengan Al-Qur'an. Maka al-Qur'an ini akan
dijamin keutuhannya hingga akhir zaman, karena Allah SWT sendiri telah
berfirman didalam Al-Qur'an yang artinya : "Sesungguhnya kami
menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya" .Jikalau ummat muslim
melafadzkan al-Qur'an dengan berbagai bahasa, tidak dapat dibayangkan bagaimana
perpecahan yang terjadi antar ummat manusia. Islam adalah agama penyatu,
dengannya ummat manusia diseatukan dalam kesatuan kebenaran. Seperti halnya
kiblat, islam memusatkan kiblat ummat muslim di ka'bah yang bertujuan untuk
menyatukan ummat muslim sendiri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwasanya
diantara keistimewaan bahasa arab adalah sebagai bahasa penyatu seluruh ummat
muslim di dunia. Bahasa arab juga sebagai
bahasa yang tidak pernah bosan untuk didengarkan dan dilafadzkan. Seindah
apapun suatu musik atau lagu, seseorang akan mencapai satu titik kejenuhan
ketika mendengarkannya. Tapi coba kita perhatikan surat al-fatihah yang setiap
waktu sholat selalu diucapkan oleh jutaan ummat muslim. Mereka tidak akan
pernah bosan mendengarkan atau mengucapkannya. Bahasa Arab juga memiliki
keindahan sastra yang tidak akan kehilangan kekuatan materi dalam kandungannya.
Sedangkan bahasa lain hanya mampu salah satunya. Kalau bahasanya indah,
kandungan isinya menjadi tidak terarah. Sebaliknya, kalau isinya informatif
maka penyajiannya menjadi tidak asyik diucapkan. Itulah sebagian kecil diantara
keistimewaan bahasa Arab. Masih banyak lagi keistimewaan lain yang belum sempat
disebutkan diatasDisamping itu semua, ternyata
ada satu harapan besar yang hingga saat ini belum tercapai, yaitu menjadikan
Bahasa Arab sebagai bahasa Internasional pertama. Dan sekarang, Bahasa Arab
sendiri masih menduduki peringkat ke 6 setelah Inggris, mandarin, Jepang,
Prancis, dan Belanda sebagai bahasa internasional. Untuk saat ini bahasa
Internasional masih dibawah penguasaan Inggris, karena sesuai dengan fakta yang
ada pengguna bahasa ini merupakan bangsa-bangsa yang memiliki satu peradaban
yang maju dan diperkirakan dapat menguasai problematika dalam tingkat
internasional . Suatu saat nanti, tidaklah mustahil Bahasa Arab akan menjadi
bahasa internasional pertama.
b. Bahasa Arab di Indonesia
Satu hal yang yang sangat
perlu kita ketahui adalah bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara muslim
terbesar di dunia. Namun satu hal juga yang sangat disayangkan adalah Indonesia
belum bisa menjadikan Bahasa Arab sebagai bahas nasional. Coba kita sedikit
menengok ke negara tetangga, Brunei Darussalam, yang dengan bangganya
menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa nasional ketiga setelah Melayu dan
Inggris. Ini dibuktikan dengan dimulainya pelajaran Bahasa Arab sejak masih
duduk di bangku Sekolah Dasar . Dan menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa
keseharian. Sedangkan di Indonesia, Bahasa Arab hanya diajarkan di Madrasah Tsanawiyah,
Madrasah Aliyah dan beberapa Pondok Pesantren yang eksklusif saja. Itupun belum
maksimal, dalam artian hanya dipelajari tanpa praktek atau penggunaannya
sebagai bahasa sehari-hari. Hal ini juga yang membuat negara Indonesia semakin
jauh dari nilai serta simbol sebagai negara muslim. Kita boleh mengaku bahwa
Indonesia adalah Negara yang lumayan maju dalam segi teknologi, sandang pangan
dan lain sebagainya. Dengan melimpahnya rempah-rempah diberbagai penjuru
daerah, yang dengan serta merta ingin menyamai Negara-negara maju lainnya. Tapi
tak bisa dipungkiri juga, Indonesia merupakan Negara terbelakang dalam hal
keagamaan. Jauh dibandingkan Negara-negara islam lain yang notabanenya
berpenduduk sedikit. Kita harus sedikit bercermin ke Negara-negara tetangga
seperti Brunei Darussalam dalam hal keagamaan. Di Negara tersebut hukum-hukum
islam diterapkan dengan sangat kentalnya, bahasa Arab dipergunakan sebagaimana
mestinya. Jauh sebaliknya dengan Indonesia.Ada sebuah kisah, seorang
mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh jenjang perguruan tinggi di Prancis di
tanya oleh Dosennya, "Kamu berasal dari mana?" ia menjawab
:"Saya dari Indonesia" Lalu Dosen bertanya kembali :"Apakah kamu
bisa berbahasa Arab?" Mahasiswa itu menjawab :"Tidak" Kemudian
Dosen itu bertanya kembali dengan sedikit keheranan :"Aneh sekali,
Indonesia itu negara muslim, dan Al-Qur'an tertulis dalam Bahasa Arab, lalu
bagaimana masyarakat Indonesia dapat memahami Al-Qur'an?". Dengan raut muka memerah
menahan rasa malu ia terdiam tak dapat menjawab pertanyaan itu. Dari kejadian
itu,kita dapat mengambil kesimpulan bahwa orang asing pun sangat mempertanyakan
problematika ini bisa terjadi di negara Indonesia ini. Sebuah pertanyaan besar
kalau suatu Negara muslim yang katanya terbesar didunia, tidak paham dengan
kitab sucinya sendiri. Kitab suci yang selalu diucapkan setiap hari, yang
selalu dikaji dan diperdebatkan ternyata hanya sebagian kecil saja yang
benar-benar memahaminya secara tekstual belum secara kontekstualnya.
Welcome
Time
t>
Problematika Bahasa Arab di Indonesia
12/05/12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.